Kamis, 11 Desember 2014

Penggunaan Software Aplikasi pada PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology (PT. SMART)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan sistem informasi sebuah perusahaan yang berbasis teknologi informasi dibutuhkan untuk mempermudah para praktisi bisnis dalam mengakses sumber daya informasi, baik yang terkait dengan kegiatan internal maupun kegiatan eksternal perusahaan. Era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengikuti perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi dalam sistem pengelolaan bisnisnya, agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam persaingan. Oleh karena itu, kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan dalam mengambil keputusan bisnis.
ERP (Entreprise Resource Planning) merupakan suatu metode yang menyediakan infrastruktur yang dapat mengintegrasi dari beberapa proses bisnis (fungsional dalam perusahaan). Konsep ERP merupakan konsep pengingtegrasian proses pada setiap lini manajemen perusahaan secara transparan dengan tingkat akuntabilitas yang cukup tinggi, dimana ERP merupakan salah satu persayaratan yang mendasar bagi setiap perusahaan untuk dapat memasuki dan bertahan dalam pasar internasional.
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (PT SMART) adalah salah satu anggota grup Sinar Mas yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit sampai dengan memproduksi minyak goreng dan aneka produk turunan lainnya. Sangat menarik melihat bagaimana perusahaan ini mengelola proses bisnis mereka sampai mencapai keberhasilan seperti sekarang. PT SMART sebagai pengelola perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia tentu saja berhasil bertahan sampai saat ini dengan memanfaatkan sistem informasi. Seluruh proses bisnis yang dijalankan oleh PT SMART ditunjang dengan fasilitas SAP. Modul-modul SAP yang mereka gunakan adalah inventory management, plant maintenance, production, sales and distribution, financial and accounting, budget and control system, dan human resources management. PT SMART tidak menggunakan modul SAP untuk mengatur proses transportasi mereka, namun membangun software sendiri yang disesuaikan langsung dengan kasus transportasi yang ada.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1.      Memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Sistem Teknologi Informasi sebagai tugas kelompok.
2.      Mengetahui penggunaan software pada perusahaan agribisnis di PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology.
3.      Mengetahui penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) di perusahaaan (agribisnis) PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan).
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi
            Menurut O’Brien (2008) sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2008).
Tujuan Sistem Informasi Manajemen, yaitu:
û  Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
û  Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
û  Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
            Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). Menurut O’Brien (2008), terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu :
  • a.       Mendukung proses bisnis dan operasional.
  • b.      Mendukung pengambilan keputusan.
  • c.       Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
            Mengembangkan solusi sistem informasi yang mampu mengatasi masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi sistem informasi untuk mengatasi masalah bisnis dapat diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses bertahap atau beberapa siklus yaitu investigasi, analisis, pembentukan design, implementasi sistem informasi, dan menjaga keberlanjutan sistem informasi.
            Analisis software dengan melihat gambaran umum atas berbagai jenis dan fungsi utama dari software aplikasi dan software sistem yang tersedia bagi para pemakai komputer. Software aplikasi bertugas untuk melakukan pekerjaan pemrosesan informasi bagi pemakai akhir. Software aplikasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
1.      Program Aplikasi Umum                                              Program Aplikasi Khusus 
  1. Software suite                                                          Bisnis
  2. Penjelajah web                                                         Sains dan Teknik                      
  3.  E-mail                                                                      Pendidikan, Hiburan, dll..
  4. Word Processing 
  5. Spreadsheets 
  6. Pengelola Database
  7. Grafik presentasi
  8. Pengelola informasi personal
Software sistem sendiri bertugas untuk mengelola dan mendukung operasi sistem serta jaringan komputer. Software sistem sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
1.    Program Manajemen Sistem
§   Sistem operasi
§   Program Manajemen Jaringan
§   Sistem Manajemen Database
§   Server aplikasi
§   Utilitas sistem
§   Pengawas Keamanan dan Kinerja

2.  Program Pengembangan Sistem 
§  Penerjemah Bahasa Pemrograman
§  Alat dan Editor Pemrograman
§  Paket software computer-Aided Software Engineering ( CASE )

Software Aplikasi Bisnis
            Ribuan software khusus tersedia untuk mendukung aplikasi khusus para pemakai akhir dalam bisnis dan bidang lainnya. Contohnya, software aplikasi bisnis mendukung perekayasaan ulang dan otomatisasi proses bisnis dengan aplikasi e-business strategis seperti manajemen hubungan pelanggan, enterprise resource planning, dan manajemen rantai pasokan. Contoh lainnya adalah software yang dapat dioperasikan dalam web seperti electronic commerce, atau dalam berbagai area fungsional seperti manajemen sumber daya manusia, akuntansi dan keuangan. Masih ada software lainnya yang memberdayakan para manajer dan praktisi bisnis dengan alat pendukung keputusan seperti penambang data, portal informasi perusahaan, atau sistem manajemen pengetahuan.
 

Enterprise Resources Planning (ERP)
Secara garis besar, sistem ERP bisa digambarkan sebagai perkakas manajemen yang menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh. Sistem ERP berfungsi untuk menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, mengadopsi proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan mengintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan, seperti sales, marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing, accounting and finance, new product development, dan human resources, sehingga bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan yang baik dan produktifitas yang tinggi.
Kemampuan sistem ERP untuk menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, membawa budaya kerja baru dan integrasi dalam organisasi. Mengambil alih tugas rutin dari personel mulai tingkat operator hingga manajer fungsional, sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia perusahaan untuk berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak jangka panjang. Sistem ERP juga membawa dampak penghematan biaya (cost efficiency) yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap performance organisasi.
Secara implisit aplikasi ERP bukan hanya suatu software semata, namun merupakan suatu solusi terhadap permasalahan informasi dalam organisasi. Enterprise Resource Planning dapat didefinisikan sebagai aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real-time dan terintegrasi.
         Enterprise Resource Planning merupakan suatu sistem yang terintegrasi, sehingga aplikasi ERP mampu memberikan keuntungan bagi organisasi dan penggunanya sebagai suatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi dengan aktivitas di unit bisnis lain dalam organisasi. Dengan mengimplementasikan proses bisnis standar perusahaan dan database tunggal (single database) yang mencakup keseluruhan aktivitas dan lokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan integrasi di antara aktivitas dan lokasi tersebut. Sebagai hasilnya, sistem ERP dapat mendorong ke arah kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan parameter yang terukur secara kuantitatif sehingga keputusan yang dihasilkan tersebut dapat saling mendukung proses operasional perusahaan atau organisasi.

      Pertimbangan Menggunakan Sistem ERP
            Beberapa faktor yang perlu dijadikan pertimbangan dalam mengimplementasikan suatu aplikasi ERP yaitu:
      Fitur.
Piranti lunak yang tergolong aplikasi ERP secara umum dirancang supaya dapat memberikan solusi untuk perusahaan atau industri jenis apapun (horizontal solution). Namun, pada kenyataannya, setiap industri itu punya ciri khas tersendiri. Hal ini menyebabkan timbulnya fungsi-fungsi atau features di aplikasi yang spesifik untuk industri tertentu (vertical solution). Salah pengertian atau salah memilih berdasarkan faktor features akan menimbulkan kekacauan dan bahkan menghambat operasi perusahaan. Sesuai atau tidaknya fitur yang disediakan dapat di selidiki dari daftar konsumen yang telah memakai aplikasi ERP tersebut.
     Teknologi
Pada pemilihan aplikasi ERP harus dilihat teknologi yang digunakan dibaliknya. Untuk mengetahui teknologi mana yang digunakan merupakan suatu tantangan bagi departemen MIS/EDP perusahaan calon pengguna, yang biasanya lebih ter-update dibanding dengan departemen lainnya. Faktor teknologi kadang terabaikan, karena perusahaan lebih fokus pada fitur.
      Sumber daya Manusia
Secanggih apapun teknologi aplikasi ERP yang digunakan tetap saja belum sempurna seperti yang diharapkan manusia. Oleh karena itu, seberapa sukses pun aplikasi ERP yang dipilih dari luar negeri, di Indonesia belum tentu dapat berjalan jika tidak didukung oleh lokal support yang kuat. Pada saat ini di Indonesia telah ada beberapa vendor yang mulai mengembangkan aplikasi ERP lokal yang mengimplementasikan ”best practise process” yang berlaku bagi perusahaan-perusahaan Indonesia, serta penyediaan support secara menyeluruh dari aplikasi ERP lokal yang telah dikembangkan. Selain vendor, perusahaan-perusahaan tersebut juga dituntut untuk menyediakan sumber daya manusia yang terampil dalam melaksanakan proyek implementasi dalam perusahaan.
Infrastruktur
Infrastruktur dalam hal ini termasuk sistem pendukung untuk penerapan suatu proyek ERP. Perusahaan tersebut harus dapat membedakan infrastuktur yang sekedarnya dengan yang benar-benar bisa diandalkan. Penerapan suatu aplikasi ERP merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Begitu dimulai sudah tidak mungkin lagi dihentikan dan tidak ada titik kesempurnaannya. Yang ada hanyalah proses penyempurnaan yang tak akan berhenti.
Keuntungan dan Kerugian Dalam Sistem ERP
Sistem ERP dapat menghasilkan manfaat bisnis yang signifikan bagi perusahaan. Manfaat dari penggunaan ERP antara lain:
Kualitas dan efisiensi
ERP menciptakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi dan distribusi.
Penurunan biaya
ERP bermanfaat dalam penurunan secara signifikan dalam biaya pemrosesan transaksi dan hardware, software serta karyawan pendukung IT, jika dibandingkan dengan sistem yang tidak terintegrasi sebelumnya.
Pendukung keputusan
ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang membantu meningkatkan kemampuan para manajer dalam mengambil keputusan secara tepat waktu.
Kelincahan perusahaan
Implementasi sistem ERP dapat meruntuhkan banyak dinding departemen dan fungsi atau “benteng” berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumberdaya informasi. Sehingga menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manajerial dan peran kerja yang lebih fleksibel. Akibatnya organisasi perusahaan dan tenaga kerja menjadi lebih lincah dan adaptif.


BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
     
      Profil Perusahaan
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen berbasis kelapa sawit yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia, dengan nilai penjualan sebesar Rp 20,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2010. Aktivitas utama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) dimulai dari penanaman dan pemanenan pohon sawit, pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK), serta pemrosesan CPO menjadi produk industri dan konsumen seperti minyak goreng, margarin dan shortening. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) didirikan tahun 1962 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1992. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) menanam kebun kelapa sawit di Indonesia dengan luas sekitar 138.100 hektar, termasuk plasma. Lima belas pabrik pengolahan yang dimiliki oleh PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) memroses TBS menjadi CPO dan PK, dengan total kapasitas sebesar 3,7 juta ton per tahun. Sebagian CPO diproses lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah, baik curah, industri maupun bermerek, melalui pabrik hilir yang dimiliki oleh PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) dengan kapasitas 1,4 juta ton per tahun. Sebagian besar PK juga diproses lebih lanjut di pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 444 ribu ton per tahun, menghasilkan minyak inti sawit dan palm kernel meal yang memiliki nilai lebih tinggi.
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) mendistribusikan, memasarkan dan mengekspor produk konsumen berbasis kelapa sawit. Selain minyak curah dan minyak industri, produk turunan PT. SMART juga dipasarkan dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas. Saat ini, merek-merek tersebut diakui kualitasnya dan memiliki pangsa pasar yang signifikan di segmen mereka masing-masing di Indonesia. PT. SMART terus mengembangkan keunggulan kompetitifnya dengan meningkatkan kualitas, efisiensi dan kelestarian dari perkebunan kelapa sawit serta fasilitas produksinya. PT. SMART mengembangkan praktek-praktek terbaik dalam hal riset dan pengembangan, manajemen kebun, manajemen teknologi informasi yang terdepan, pengadaan bahan baku serta akses ke pasar domestik dan internasional. PT. SMART juga memanfaatkan kekuatan strategis manajemen serta keahlian operasional dan finansialnya, untuk menumbuhkembangkan bisnis dan mempertahankan keunggulan operasionalnya.
PT. SMART memiliki posisi yang strategis untuk menjadi yang terdepan dalam produksi kelapa sawit lestari dan menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan antara pertumbuhan bisnis jangka panjang dan kelestarian lingkungan. PT. SMART tidak hanya menuju masa depan cerah bagi perusahaan tetapi juga bagi lingkungan.
      Visi Perusahaan
   We aim to be the best. To become the largest integrated and most profitable palm-based consumer company.”
      Misi Perusahaan
1.         Surpassing the highest standard of quality
2.         Maintaining the highest level of sustainability and integrity empowering society and community
3.         Trend setting innovation and technology achieving maximum value for shareholders
PT. SMART memproduksi berbagai produk olahan kelapa sawit, mulai dari minyak goreng sampai margarin. Produk-produk ini dihasilkan dengan mengolah sendiri hasil CPO dari perkebunan mereka. Meskipun persentase produk olahan masih lebih kecil dari CPO yang mereka ekspor, namun PT. SMART sudah mampu menjadi industri perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia.
     Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)
Enterprises Resource Planning (ERP) bertindak sebagai tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan sistem informasi dalam fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan sumberdaya manusia perusahaan (O’Brien, 2008). Enterprise Resource Planning yang dikeluarkan oleh SAP sudah mencakup seluruh sistem informasi untuk perusahaan pada PT. SMART, kemudahan penggunaan ini yang membuat SAP digemari oleh banyak perusahaan. Mulai dari pengelolaan order dari pemasok, sampai proses transportasi produk ke konsumen, sudah disediakan oleh SAP. Berikut ruang lingkup sistem ERP pada SAP :
            PT. SMART telah menerapkan ERP dalam alur bisnis yang dijalankan. Seluruh fungsi ERP telah diterapkan dengan bantuan mySAP Business Suite. Sebagai perusahaan besar, tentu saja semua bagian dalam perusahaan ini sudah terintegrasi baik, beberapa diantaranya:
a.       Pendukung fungsi logistik perusahaan, terkait dengan aliran barang dari hulu ke hilir.
b.      Pemantauan kinerja setiap perkebunan, untuk saling bersaing meningkatkan produktivitas kebun.
c.       Mempertahankan pasokan CPO dari setiap perkebunan, dengan pengambilan data secara berkala.
d.      Pengendalian persediaan bahan baku dan bahan tambahan dalam pabrik pengolahan.
e.       Pemantauan harga berdasarkan data tahun sebelumnya dan digunakan sebagai acuan harga jual pada periode berikutnya.
f.       Pemantauan hal yang terkait dengan karyawan perusahaan dan kualitas sumberdaya manusia.
     Penerapan Aplikasi  SAP Plant Maintenance Module
Sampai dengan akhir tahun 2010, PT. SMART mengelola hampir 50 perkebunan kelapa sawit, dengan jumlah area tertanam sekitar 138.100 hektar, yang terdiri dari dari perkebunan sendiri (disebut “inti”) seluas 108.600 hektar dan perkebunan yang dimiliki para petani (disebut “plasma”) seluas 29.500 hektar. PT. SMART juga mengelola lebih dari 300.000 hektar perkebunan kelapa sawit milik perusahaan afiliasinya. Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh PT. SMART terletak di Sumatra dan Kalimantan. Manajemen pengelolaan industri kelapa sawit, mulai dari hulu sampai dengan hilir telah menggunakan sistem manajemen informasi “WAR ROOM”, yang merupakan suatu pusat pengawasan multi fungsi dan pengendalian manajemen yang terpadu. Pada divisi produksinya, PT. SMART menggunakan sistem yang memadukan Aplikasi mySAP Business Suite dengan penggunaan SAP Plant Maintenance Module, Sistem Informasi Geografis (GIS), Google Earth, Routers, CCTV, serta koneksi internet dan satelit dalam rangka menyediakan informasi operasional, industri dan pasar secara umum. Sistem yang terdepan ini memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan dengan tepat waktu berdasarkan data yang akurat dan lengkap serta memperoleh informasi yang terinci seolah-olah mereka berada di setiap lokasi perkebunan.
Aplikasi SAP Plant Maintenance Module mampu memberikan solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis. SAP Plant Maintenance Module ini berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan.
PT. SMART juga memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) dan Google Earth untuk pengelolaan kebun kelapa sawitnya. GIS dan Google Earth digunakan untuk memonitor dan menentukan lokasi batas wilayah serta untuk mengetahui kondisi areal perkebunan yang luas dari udara. Tampilan areal yang dihasilkan pada Google Earth dapat digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai tutupan lahan yang menunjukkan tingkat pertumbuhan tanaman, areal yang masih kosong, areal konservasi yang tidak boleh ditanami kelapa sawit, dan sebagainya. Dengan pemanfaatan GIS dan Google Earth, pihak manajemen dapat mengambil keputusan dalam rangka pemanfaatan lahan untuk penanaman kelapa sawit dan mengetahui areal yang belum produktif. CCTV yang digunakan oleh PT. SMART di perkebunan berfungsi untuk memonitoring keamanan areal perkebunan secara real time dan membantu staff perkebunan untuk cepat tanggap menghadapi permasalahan di areal perkebunan.
Pada aplikasi mySAP Business Suite, pihak manajemen pada PT. SMART mampu mendapatkan informasi secara real time terkait dengan data barang berikut kategori dan tipe, jumlah inventory (raw material maupun barang jadi), data harga jual barang berdasarkan perhitungan terhadap HPP/COGS maupun flat, transaksi perpindahan barang antar gudang, transaksi stock opname, transaksi update kuantiti stok di gudang, laporan stok barang di tiap gudang, laporan harga barang berikut HPP/COGS, dan margin keuntungan, laporan pembelian dan penjualan untuk tiap barang.
     Penerapan Aplikasi SAP Human Capital Management
Aplikasi SAP Human Capital Management mampu meningkatkan efisiensi dalam pengaturan karyawan yang berbasis pada kinerja dan talenta yang saling terintegrasi dengan sistem pengelolaan lain yang terstruktur. Aplikasi SAP Human Capital Management mampu membantu Divisi HRD dalam mendapatkan informasi terkait dengan data-data kepegawaian seperti data transaksi absensi, waktu kedatangan dan kepulangan pegawai yang dapat digunakan sebagai dasar pembayaran gajinya, data personal pegawai, serta data yang terkait dengan target kinerja pegawai dan realisasinya.
     Penerapan Aplikasi SAP Finance and Accounting System
PT. SMART juga telah menerapkan penggunaaan aplikasi SAP terkait dengan sistem akuntansi dan keuangan adalah menggunakan SAP modul financial accounting dan budget control system. Setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh PT. SMART harus dicatat dalam modul SAP tersebut atas prinsip Double Entry Bookkeeping Concepts serta prinsip dan praktek akuntansi umum yang berlaku di Indoensia. Proses yang dilakukan pada modul financial accounting meliputi dokumen apa yang ada, jenis transaksi yang dilakukan, pengecekan data, permintaan pembayaran (payment request), penyimpanan data, general ledger accounts, costomers, vendors, dan banks. Penggunaan SAP berdasarkan modul financial accounting akan terintegrasi kedalam satu kesatuan yang mendukung sehingga memudahkan manajemen dalam membuat setiap keputusan. Penggunaan SAP dalam sistem akuntansi dan keuangan membantu PT. SMART menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efektif dan efisien karena dapat:
a.       Mengurangi penyimpanan dan masalah waktu yang disebabkan oleh setiap transaksi
b.      Membuat master data menjadi lebih mudah untuk dikelola dan agar tetap up to date
c.       Memungkinkan data untuk diakses dikemudian hari dengan lebih mudah
    Manfaat Implementasi mySAP Business Suite
Manfaat dari implementasi mySAP Business Suite antara lain:
1.      Pertama, telah terjadi peningkatan pengelolaan data secara signifikan terutama dalam hal akurasi dan kecepatan.
2.      Kedua, tingkat persediaan menjadi lebih terkontrol. Pada masing-masing lokasi, tingkat persediaan berada dalam tingkat yang aman, 60% dari persediaan perusahaanya adalah pupuk yang harus selalu dipastikan bahwa setiap unit produksi telah mendapatkan cukup pupuk. Keterlambatan dalam pemakaian pupuk akan berdampak pada produktivitas pohon kelapa sawit.
3.      Ketiga, untuk memaksimalkan efisiensi dari setiap unit operasi, PT. SMART menjalankan operasional perusahaan dengan mengadakan kompetisi antar unit di dalam perusahaan. Setiap unit didorong untuk berani berkompetisi guna mendapatkan hasil produksi terbanyak setiap hektarnya dengan menggunakan jumlah pupuk minimal serta  meminimalkan risiko kehilangan minyak dalam proses produksi.
Indikator kinerja masing-masing telah dibuat mudah dengan sistem SAP. Ternyata kompetisi antar unit telah meningkatkan efektifitas operasional sekaligus mampu meningkatkan efisiensi perusahaan. Pada saat yang bersamaan, ERP SAP juga memungkinkan manajemen PT. SMART mengidentifikasi kinerja area mana yang dapat ditingkatkan lebih lanjut guna menghasilkan efisiensi yang paling tinggi.
4.      Keempat, tim audit dapat mempersiapkan tim dengan lebih baik sebelum menuju lokasi yang akan diaudit. Melalui aplikasi SAP ini, tim audit dapat mengetahui secara spesifik data yang dibutuhkan, dengan memberikan tanda merah, kuning dan hijau untuk mengindikasikan masing-masing unit produksi sehingga manajemen dapat lebih fokus berkonsentrasi pada unit produksi yang berwarna merah dan kuning. Sementara untuk yang berwarna hijau, tidak perlu memberikan tindakan segera.
5.      Kelima, sistem SAP PT. SMART mengintegrasikan secara ringkas seluruh sistem perusahaan, sehingga manajemen puncak mempunyai kapabilitas untuk memonitor kinerja secara konstan dari pabrik minyak kelapa sawit yang ada.
Di masa yang akan datang perusahaan PT. SMART yang mengelola perkebunan 300 ribu m2 ini berencana memperluas pabriknya dan secara berkesinambungan berupaya untuk memaksimalkan manfaat implementasi SAP, karena sistem SAP telah membantu perusahaan untuk melakukan kontrol di seluruh operasional perusahaan yang tersebar di berbagai lokasi dan menjaga skala ekonomi perusahaan. Implementasi sistem SAP berlaku sejak tahun 1998, PT. SMART bermitra dengan Price Waterhouse, dalam hal ini tim PT. SMART mengerjakan proses bisnis, sedangkan pihak PriceWaterhouse melakukan konfigurasi sistem SAP-nya. Implementasi SAP bagi PT. SMART merupakan tantangan besar mengingat PT. SMART merupakan perusahaan perkebunan pertama yang mengimplementasikan sistem SAP ini untuk sistem perkebunan.

BAB IV
PENUTUP  
     
      Kesimpulan
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk (Perseroan) sudah mengintegrasikan seluruh proses bisnisnya menggunakan enterprise resources planning (ERP) dengan menggunakan fasilitas SAP. PT SMART dalam meningkatkan kemampuan Sistem ERP menambahkan modul CRM, SCM, HRM, dan Finance and Accounting System.
Fungsi marketing pada PT. SMART dibantu oleh modul sales and management dari SAP untuk menunjang marketing information system (MIS) yang didalamnya juga terdapat customer relationship management (CRM).
Aliran material, keuangan, dan informasi dari hulu ke hilir tergabung dalam supply chain management (SCM) yang implementasinya dibantu oleh dua modul SAP, yaitu production planning dan inventory management. Proses produksi pada PT. SMART juga dikontrol oleh sistem informasi yaitu modul Plant Maintenance.
Finance and Accounting System merupakan bagian penting dalam perusahaan yang memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Oleh karena itu PT. SMART menggunakan modul finance and accounting dan budget and control system dari SAP untuk mengelola keuangannya. 
     Saran
Dalam menghadapi persaingan perusahaan diperlukannya sistem dan teknologi yang canggih. PT. SMART, sudah menggunakan semua aplikasi-aplikasi yang dapat mengelola bisnisnya dengan baik. Perbaikan yang  harus dilakukan oleh PT. SMART adalah sumber daya manusianya. Perlu diadakanya pelatihan-pelatihan terhadap karyawan sehingga menjadi trampil dan mempunyai skill yang baik dalam menjalankan sistem yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

  PT Sinar Mas Agro Resources and Technology. 2010. Annual Report. http://www.smart-tbk.com/pdfs/Annual%20Report/AR%20SMART%202010.pdf
  O’Brien, James. 2008. Introduction to Information Systems: Software Komputer. Twelve Edition. McGraw-Hill.
  Ernita, Halida dan Wisnu Ananta Kusuma. Pengembangan Enterprises Resource Planning untuk Perusahaan Ritel: Makalah pada Seminar Nasional Informatika 2008. 

Investasi di Pasar Modal Berkembang



Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya terjadi perubahan pada lingkungan usaha. Barang-barang hasil produksi dalam negeri saat ini sudah harus langsung berkompetisi dengan produk-produk dari luar negeri, dan perusahaan harus menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya daur hidup produk, dan keuntungan yang didapat pun akan semakin rendah.
Dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk dan bangkrutnya sebagian perusahaan, menjadikan perhatian terhadap pengaruh dan dampak faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan menjadi sangat penting. Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala nasional, regional maupun global. Sebagian dari dampak yang mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi datangnya berbagai kesempatan usaha (business opportunities), tetapi banyak pula rekaman contoh kasus dari faktor eksternal ini yang menjadi kendala dalam berusaha (business threats and constraints).
Perhatian kita saat ini tertuju pada satu dari sekian banyak perjanjian yang dibuat oleh negara-negara di Asia Tenggara, yaitu ASEAN Economic Community atau biasa kita dengar AEC. AEC merupakan suatu kesepakatan bersama dengan tujuan untuk kerjasama yang lebih solid dan kuat. Dengan adanya tujuan kerjasama yang solid dan kuat ini, diharapkan dapat meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat yang ada diseluruh kawasan Asia Tenggara.
ASEAN Economic Community merupakan salah satu bentuk Free Trade Area (FTA), dimana AEC akan berintegrasi lewat kerjasama ekonomi regional yang diharapkan mampu memberikan akses yang lebih mudah, tidak terkecuali perdagangan. Jika dilihat dari segi peluang Indonesia, Indonesia memiliki suatu kesempatan yang cukup besar untuk turut serta dalam pemanfaatan integrasi ekonomi dalam membuka pasar yang lebih luas bagi kawasan ASEAN. Memiliki SDM dan SDA yang banyak, menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan bagi investor, sehingga menjadikan pemerintah mempunyai peranan penting dalam mengatur kebijakan terhadap para investor nantinya, agar tidak saja mencari keuntungan tetapi juga mampu meningkatkan kualitas perekonomian Indonesia.
Pada era globalisasi saat ini, kemajuan perkembangan dituntut untuk terjadi di segala aspek, termasuk perekonomian. Perkembangan dalam dunia perekonomian yang terjadi saat ini adalah hambatan-hambatan dalam perekonomian yang tanpa sadar semakin memudar dengan ditandainya peralihan arus dana yang semakin mudah dan cepat, dari pihak yang surplus kepada pihak yang mengalami defisit. Pasar modal dianggap sebagai pintu masuk investasi terhadap aliran dana dari pihak yang kelebihan kekayaan (surplus), kepada pihak yang kekurangan dana (defisit), yang kemudian berperan sebagai lembaga perantara keuangan diantara kedua belah pihak. Investor disini merupakan pihak yang mengalami kondisi kelebihan kekayaan atau surplus dalam kaitannya dengan keuangan.
Siapakah yang dimaksud dengan pihak-pihak yang surplus ini? Mengaitkan tentang investasi dan sumber dana yang digunakan, investor sendiri dapat dibagi dalam beberapa jenis. Yang pertama adalah investor domestik, yaitu investor yang berasal dari dalam negeri, yang menyusun dan mengumpulkan asetnya di pasar modal dalam negeri. Yang kedua adalah investor asing, yaitu investor yang memiliki sejumlah dana dari luar negeri yang kemudian menyusun dan mengumpulkan asetnya pada sejumlah negara yang berbeda.
Investor asing yang datang ke negara – negara lain sebenarnya memiliki motif klasik dibalik penyaluran dananya kepada pihak yang terkait. Investor menyalurkan dananya ke negara lain biasanya tidak hanya memiliki satu motif saja, tetapi bisa karena beberapa motif sekaligus. Motif klasik para investor biasanya meliputi, motif mencari bahan mentah atau sumber daya alam, mencari tenaga kerja yang melimpah dan bisa dibayar lebih murah agar dapat meminimalkan biaya tenaga kerja, kemudian mencari pasar baru yang dirasa cukup memiliki peluang untuk meluaskan usaha dan masih banyak lainnya termasuk motif mengembangkan teknologi usahanya.
Dengan menjadi investor di sebuah negara, paling tidak ada empat cara investor tersebut dapat masuk ke negara yang ditujunya yaitu distressed asset invesment, strategic invesment, direct investment, dan portofolio invesment. Berikut penjelasannya. Distressed asset invesment merupakan suatu investasi yang dilakukan untuk mendapatkan kepemilikan atau membeli hutang dalam suatu perusahaan ketika terjadi kesulitan keuangan. Kedua, strategic investment, secara umum investor asing mengakuisisi perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang cukup luas dan berada dalam segmentasi bisnis serta faktor lokasi yang mendukung strategi ekspansi perusahaan investor. Ketiga yakni direct invesment atau biasa dikenal dengan investasi langsung. Investasi jenis ini biasanya berlangsung pada sektor yang belum begitu berkembang, misalnya pembangunan yang sarat akan sentuhan teknologi terkini atau pembangunan di sektor otomotif, biasanya adalah suatu perusahaan. Keempat adalah portofolio investment yaitu investasi dalam surat hutang dan saham di pasar modal.
Portofolio investment inilah yang selama ini menjadi perhatian banyak praktisi di bidang pasar modal. Mengapa demikian? Karena investor jenis ini merupakan yang paling cepat memindahkan eksposurnya di suatu negara jika terjadi gejolak politik, ekonomi, kurs yang diintrepretasikan sebagai ketidakpastian. Mereka juga adalah investor yang memiliki pilihan paling luas dibanding ke tiga jenis investor di atas. Sehingga jika ada kejadian tertentu baik secara makro, sekoral ataupun regulasi pemerintah, maka investor ini adalah yang lebih rentan dan sensitif terhadap refleksi atas informasi tersebut. Besarnya nilai investasi asing yang masuk atau keluar, praktis juga akan mempengaruhi pasar secara keseluruhan akibat adanya volume transaksi yang besar.
Pasar modal berkembang dapat diidentifikasi melalui suatu negara, apakah negara tersebut merupakan negara maju atau tergolong negara berkembang. Indikatornya adalah pendapatan perkapita dari suatu negara, biasanya yang termasuk dalam negara berpenghasilan rendah sampai menengah. Namun karakteristik yang paling mencolok adalah dilihat nilai kapitalisasi pasarnya yaitu banyaknya perusahaan yang tercatat, kumulatif volume perdagangan, keketatan peraturan pasar modal, hingga kecanggihan dan kultur investor domestiknya.
Konsekuensi pasar modal berkembang adalah nilai kapitalisasi pasarnya yang kecil. Ukuran suatu kapitalisasi pasar biasanya dilihat dari rasio perbandingan dengan nilai produk domestik bruto suatu negara. Selain itu konsekuensi lainnya adalah terdapatnya volume transaksi perdagangan yang tipis (thin trading) yang disebabkan oleh ketidaksingkronan perdagangan (non-syncronous trading) di pasar. Perdagangan yang tidak singkron disebabkan oleh banyaknya sekuritas yang teracatat tidak seluruhnya diperdagangkan, artinya terdapat beberapa waktu tertentu dimana suatu sekuritas tidak terjadi transaksi (Hartono, 2003).
Alasan utama investor asing memindahkan dananya ke negara berkembang adalah karena negara berkembang memiliki potensi-potensi usaha yang belum tergali seluruhnya, seperti pada motif klasik investasi ke negara lain. Beberapa pengamat politik dan perekonomian mengemukakan bahwa tujuan investor asing datang ke negara-negara miskin yaitu biasanya hanya melihat kesempatan untuk menarik sumber daya alam, upah kerja yang murah dan sebagai sasaran produk atau jasa yang tidak berkualitas bagus. Namun terdapat alasan lain yang mendampingi motif tersebut, yaitu perbedaan yang mencolok dengan negara maju. Jika kita gunakan pendekatan daur hidup usaha maka negara berkembang masuk dalam kategori bertumbuh (growth) dibanding negara maju yang masuk dalam kategori matang (mature). Artinya bahwa terdapat daya tarik dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang tentu saja disertai oleh return yang tinggi pula, karena pertumbuhan ekonomi merupakan indikator agregat dari industri di suatu negara. Misalnya bisnis telekomunikasi selular di Indonesia yang tergarap secara padat baru di Pulau Jawa saja, sedangkan di luar itu masih berpotensi tinggi untuk dijadikan pangsa pasar baru.
Modal asing yang masuk ke negara tertentu memungkinkan bisnis di negara tersebut untuk tumbuh dengan laju yang lebih cepat dibandingkan jika hanya memobilisasi sumber daya domestik. Hanya saja arus uang yang berasal dari portofolio investment seringkali dikhawatirkan hanya aliran uang panas dari negara lain. Aliran dana yang sering dikenal sebagai capital fight ini dipandang oleh pemerintah sebagai investasi yang spekulatif, tidak dapat diandalkan dan cenderung sarat akan kegiatan ambil untung (profit taking) di pasar modal. Pada tahap selanjutnya dana seperti ini akan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi domestik.
Secara sederhana adalah dengan menjaga suatu kestabilan ekonomi makro, misalnya inflasi terkendali, ekonomi bertumbuh dan sebagainya, salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu dengan menciptakan suatu sistem pasar yang adil dan kompetitif. Kompetitif dan adil artinya bahwa tidak ada pihak yang diuntungkan secara berlebih akibat adanya informasi yang bias dan sebaliknya. Sebagai contoh adanya pungutan liar yang marak di negara kita yang dilakukan oleh oknum yang terjaring dalam suatu sindikasi tertentu, dengan membayar pungutan tersebut misalnya, perusahaan diperlancar dalam pengurusan perijinan dibanding perusahaan yang tidak melakukan hal itu. Pungutan liar juga mengandung ketidakpastian harga yang tinggi karena tidak terdapat standar yang jelas dan dilakukan secara ilegal. Pungutan liar dapat dikategorikan sebagai biaya akibat beban risiko yang menyebabkan biaya produksi lebih tinggi.
Peran pemerintah sebagai fungsi regulator tidaklah cukup karena secanggih dan seketat apapun regulasi bila tidak dilakukan dengan kesadaran (awareness) yang tinggi pastinya akan berjalan setengah-setengah dan berikutnya setiap pelaku akan selalu mencari celah dari regulasi tersebut. Pemerintah layaknya juga harus dapat peran sebagai guarantor yang memberikan jaminan kepada investor baik domestik maupun asing. Jaminan kepastian ekonomi tidak lah cukup, pemerintah entah bagaimana caranya harus bisa memberikan kepastian hukum dan kepastian kondisi politik. Karena dua faktor tersebut juga berkaitan erat dengan faktor kultur sumber daya manusia.
Pasar modal seperti ini memiliki kecenderungan return tinggi tetapi tinggi pula risikonya. Momentum aliran dana asing selama ini yang menghiasi pasar modal Indonesia sebaiknya juga disambut dengan aliran dana domestik untuk dapat meningkatkan kapitalisasi pasar. Dengan cara seperti itu peran pasar modal sebagai penggerak roda pembangunan dan peningkat kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Pasar modal tidaklah hanya dikuasai oleh satu atau dua kelompok saja tetapi merupakan sebuah sistem yang terintegrasi untuk bergerak bersama-sama antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat.
Sumber Referensi :
Harjito, D, A. 2010. Perubahan Musiman (Seasonality) Pasar Modal dan Efek Kontagion di Negara-Negara Asean. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 14, No. 1, Hal: 1–18.
Daft, Richard L. 2013. Era Baru Manajemen buku satu. Alih bahasa: Tita Maria Kanita. Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat.

Kesiapan Perusahaan dalam Menghadapi Dunia yang Tidak Mengenal Batas dengan Bekerja Secara Internasional

Kesiapan Perusahaan dalam Menghadapi Dunia yang Tidak Mengenal Batas dengan Bekerja Secara Internasional
Elysabet Christy – 3203013244
Jurusan S1 Akuntansi, Fakultas Bisnis
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
ABSTRAK
Melakukan bisnis global saat ini tidaklah mudah. Para manajer menghadapi tantangan yang serius. Tantangan meningkat dari asosiasi yang terbuka dengan globalisasi dan dari perbedaan budaya yang signifikan. Perubahan yang sangat cepat yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan perusahaan. Didasari atas pentingnya perumusan strategi, proses perumusan strategi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menemukan strategi yang tepat bagi perusahaan. Rangkaian kegiatan yang diperlukan meliputi analisis lingkungan perusahaan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Analisis ini berguna untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat memperlancar ataupun menghambat perkembangan perusahaan.
Kata kunci     :           Globalisasi, strategi pasar
1.            PENDAHULUAN
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya terjadi perubahan pada lingkungan usaha. Barang-barang hasil produksi dalam negeri saat ini sudah harus langsung berkompetisi dengan produk-produk dari luar negeri, dan perusahaan harus menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya daur hidup produk, dan keuntungan yang didapat pun akan semakin rendah. Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan perusahaan di dunia semakin bergejolak, terutama sejak terjadinya krisis global dan perubahan pemerintahan berikut gejolak sosial di dalam negeri pada awal tahun 2009. Apalagi dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk dan bangkrutnya sebagian perusahaan, menjadikan perhatian terhadap pengaruh dan dampak faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan menjadi sangat penting. Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala nasional, regional maupun global. Sebagian dari dampak yang mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi datangnya berbagai kesempatan usaha (business opportunities), tetapi banyak pula rekaman contoh kasus dari faktor eksternal ini yang menjadi kendala dalam berusaha (business threats and constraints).
Kesuksesan mengelola lingkungan global saat ini akan membutuhkan sensitivitas dan pengertian yang luar biasa. Sehingga, Para manajer perlu menyadari bahwa apa yang mereka putuskan dan lakukan akan diperhatikan tidak hanya oleh mereka yang mungkin setuju tetapi yang paling penting oleh mereka yang tidak setuju. Olehnya, para manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinan dan pendekatan manajemennya untuk mengakomodasikan perbedaan pandangan  .namun, seperti biasanya para manajer akan perlu untuk dapat melakukan hal ini  sambil sedapat mungkin tetap efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
1.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1       DUNIA YANG TIDAK MENGENAL BATAS
Dewasa ini, perusahaan-perusahaan bersaing di sebuah dunia tanpa batas.  Di dunia yang tidak mengenal batas, para pelanggan tidak lagi bisa membedakan dari negara mana mereka membeli berbagai produk. Bagi para manajer yang berpikir global, dunia ini merupakan sumber ide-ide, sumber daya, informasi, tenaga kerja, dan pelanggan. Para manajer dapat memindahkan perusahaan mereka ke kancah internasional di berbagai tingkat, seperti :
1      #Pada tahap domestik, potensi pasar hanya terbatas di negara asal, dengan seluruh fasilitas produksi dan pemasaran yang berlokasi di negara asal.
2    #Pada tahap internasional, di tahapan ini ekspor meningkat, dan perusahaan biasanya mengadopsi pendekatan multidomestik, artinya setiap persaingan di setiap negara ditangani secara independen. Desain, pemasaran, dan pengiklanan produk disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khusus di setiap negara, sehingga memerlukan kepekaan yang tinggi terhadap nilai-nilai dan kepentingan lokal.
3      #Pada tahap multinasional, perusahaan memiliki fasilitas pemasaran dan produksi di banyak negara, dengan lebih dari sepertiga penjualannya berasal dari luar negeri. Perusahaan seperti ini mengadopsi pendekatan globalisasi, artinya mereka berfokus untuk memasarkan produk serupa ke banyak negara. Desain, pemasaran, dan pengiklanan produk dilakukan secara seragam di seluruh dunia.
T      #Tahap yang terakhir adalah tahap global atau tanpa negara, dari pembangunan perusahaan internasional melampaui batas-batas suatu negara. Perusahaan jenis ini beroperasi secara global, dengan melakukan penjualan dan mendapatkan sumber daya dari negara mana pun yang menawarkan peluang terbesar dan biaya terendah. Pada tahap ini, kepemilikan, kendali, dan manajemen puncak cenderung tersebar di beberapa negara.
2.2       MEMULAI BEKERJA SECARA INTERNASIONAL
            Ada beberapa cara bagi organisasi untuk memasuki kancah internasional. Salah satunya adalah dengan mencari sumber daya bahan baku atau tenaga kerja yang lebih murah di luar negeri, yang disebut dengan offshoring atau outsourching global. Strategi-strategi memasuki pasar ini merupakan cara-cara alternatif untuk menjual barang dan jasa ke luar negeri.
2.2.1   Ekspor
Strategi memasuki pasar asing yang dilakukan oleh organisasi dengan cara mempertahankan fasilitas produksinya di dalam negeri dan menjualnya ke luar negeri. Ekspor memang mengandung sejumlah permasalahan yang diakibatkan oleh jarak, peraturan pemerintah, mata uang asing, dan perbedaan budaya, namun lebih murah dibandingkan dengan mengalokasikan modal perusahaan untuk membangun pabrik di negara sasaran.
2.2.2   Outsourcing
            Outsourcing global, dikenal juga dengan istilah offshoring, berarti melaksanakan pembagian tenaga kerja secara internasional sehingga aktivitas pekerjaan dapat dilakukan di negara-negara dengan sumber tenaga kerja dan pasokan termurah. Jutaan lapangan kerja tingkat bawah seperti pembuatan tekstil, pusat layanan panggilan, dan pemrosesan kartu kredit dikerjakan melalui outsourcing ke negara-negara dengan upah rendah selama beberapa tahun terakhir.
2.2.3   Lisensi
            Tahapan berikutnya dari pasar internasional adalah lisensi. Lewat lisensi, perusahaan (pelisensi) di satu negara memastikan ketersediaan sumber daya bagi perusahaan (terlisensi) di negara lain. Lisensi merupakan strategi yang dilakukan oleh organisasi untuk memasuki pasar internasional dengan cara memastikan ketersediaan sumber daya bagi perusahaan di negara lain untuk berpartisipasi dalam produksi dan penjualan produknya di luar negeri.
            Bentuk khusus dari lisesnsi adalah waralaba (franchising), yang dilakukan ketika usaha waralaba membeli paket lengkap bahan baku dan layanan, termasuk peralatan, produk, bahan baku produk, merek dan nama dagang, saran manajerial, dan sistem operasi terstandar.
2.2.4  Investasi Langsung
            Bentuk keterlibatan dalam pasar internasional yang lebih tinggi adalah investasi langsung di fasilitas produksi luar negeri. Investasi langsung (direct investing) berarti bahwa perusahaan terlibat dalam mengelola aset-aset produktif, yang membedakannya dengan strategi lain yang hanya menungkinkan kontrol yang lemah. Pilihan lainnya adalah mendirikan cabang luar negeri yang dimiliki dan dapat dikendalikan secara penuh oleh perusahaan. Mengakuisisi sebuah cabang secara langsung dapat menghemat biaya ekspor, penyimpanan, dan transportasi.
2.3       LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONAL
            Manajemen internasional (international management) adalah manajemen operasi bisnis yang dilakukan di lebih dari satu negara. Tugas-tugas mendasar manajemen bisnis, termasuk pendanaan, produksi, serta distribusi barang dan jasa, tidak banyak berubah ketika suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis di tingkat internasional. Fungsi-fungsi manajemen dasar perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian tidak berubah ketika suatu perusahaan beroperasi baik di kancah domestik maupun internasioal.

2.4       LINGKUNGAN EKONOMI  
            Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di negara tempat organisasi internasional beroperasi. Lingkungan ini terdiri atas berbagai faktor seprti pembangunan ekonomi, pasar sumber daya dan produk, serta nilai tukar. Disamping itu, faktor-faktor seperti inflasi, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi juga merupakan bagian dari lingkungan ekonomi internasional.
2.4.1   Pembangunan Ekonomi
            Pembangunan ekonomi di berbagai negara dan wilayah di dunia sangat beragam. Negara-negara tersebut dapat dikategorikan sebagai negara berkembang atau negara maju. Kriteria tradisional yang digunakan untuk mengelompokkan negara-negara menjadi negara maju atau berkembang adalah pendapatan per kapita, yaitu pendapatan yang dihasilkan dari produksi barang dan jasa suatu negara dibagi dengan jumlah penduduk.
2.4.2   Pasar Sumber Daya dan Produk
            Ketika menjalankan bisnis di negara lain, para manajer harus mengevaluasi tuntutan pasar akan produk mereka. Jika tuntutannya tinggi, mereka dapat memutuskan untuk mengekspor produk mereka ke negara tersebut. Namun, untuk mendirikan pabrik baru, pasar sumber daya sebagai penyedia bahan baku dan tenaga kerja juga harus tersedia.
2.4.3   Nilai Tukar
            Nilai tukar (exchange rate) adalah nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawatiran utama bagi perusahaan-perusahaan yang berbisnis di kancah internasional. Perubahan nilai tukar dapat berdampak besar bagi daya untung bisnis internasional yang menukarkan jutaan dolar dengan mata uang lain setiap hari.
2.5       LINGKUNGAN POLITIK-HUKUM
            Perusahaan-perusahaan harus berhadapan dengan sistem politik asing ketika memasuki kancah internasional, di samping dengan pengawasan dan peraturan pemerintah yang lebih ketat. Risiko politik (political risk) didefinisikan sebagai risiko kehilangan aset, daya untung, atau kontrol manajemen karena peraturan atau tindakan politik dari pemerintah tuan rumah. 
            Masalah lain yang sering disinggung adalah ketidakstabilan politik (political instability), yang mencakup kerusuhan, revolusi, kekacauan sipil, dan peralihan kekuasaan yang sering terjadi. Undang-undang yang beragam juga menjadi tantangan bagi perusahaan internasional dalam menjalankan bisnis. Pemerintah tuan rumah memiliki banyak peraturan mengenai status sengketa, perlindungan konsumen, informasi dan pelabelan, ketenagakerjaan dan keamanan serta upah. Perusahaan internasional harus mempelajari peraturan-peraturan dan regulasi ini serta mematuhinya.
2.6       LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
            Kebudayaan suatu negara meliputi pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai kebersamaan, di samping cara berperilaku dan berpikir sesama anggota masyarakat. Faktor budaya sering lebih membungungkan daripada faktor-faktor politik dan ekonomi ketika bekerja atau tinggal di luar negeri
2.6.1   Perbedaan Komunikasi
            Di kebudayaan berkonteks tinggi, masyarakatnya peka terhadap situasi disekeliling pertukaran sosial. Budaya yang mengutamakan komunikasi untuk meningkatkan hubungan pribadi. Sedangkan kebudayaan berkonteks rendah, masyarakatnya berkomunikasi terutama untuk bertukar fakta dan informasi. Budaya yang mengutamakan komunikasi untuk saling bertukar fakta dan informasi.
2.6.2   Karakteristik Kebudayaan Lain
            Karakteristik kebudayaan lain yang memengaruhi organisasi internasional adalah bahasa, agama, organisasi sosial, pendidikan, dan sikap. Sikap terhadap prestasi, pekerjaan, dan sesama manusia semuanya dapat memengaruhi produktivitas organisasi. Etnosentrisme, yaitu kecenderungan alamiah manusia untuk memandang tinggi kebudayaan mereka dan memandang rendah kebudayaan lain, dapat dijumpai di semua negara. Sikap etnosentris yang kuat di suatu negara dapat menyulitkan bagi perusahaan asing yang beroperasi di sana.
2.7       PERUSAHAAN MULTINASIONAL
            Ukuran dan volume bisnis multinasional sedemikian besar, sehingga sulit dibayangkan. Sebagai contoh, nilai tambah, jumlah total gaji, laba sebelum pajak, dan beban penyusutan dan amortisasi. Sebagaimana dibahas di awal, sejumlah besar volume bisnis internasional dilaksanakan di dunia yang makin tanpa batas  
oleh perusahaan-perusahaan internasional yang dapat dipandang sebagai perusahaan global, perusahaan tanpa negara, atau perusahaan transnasional.
            Perusahaan multinasional (multinational corporation-MNC) biasanya memperoleh lebih dari 25 persen pendapatan penjualan totalnya dari operasi luar negeri. MNC memiliki karakteristik manajerial khas berikut ini :
1.      MNC dikelola sebagai sebuah sistem bisnis terintegrasi yang mendunia, dengan cabang-cabang luar negeri yang bertindak dan saling bekerja sama.
2.      MNC pada dasarnya dikontrol oleh kewenangan manajemen tunggal yang membuat keputusan-keputusan strategis penting yang berhubungan dengan perusahaan induk dan cabang.
3.      Para manajer puncak MNC diharuskan untuk memiliki perspektif global.
2.8       MENGELOLA LINGKUNGAN GLOBAL
            Para manajer baru yang ingin memajukan kariernya sadar akan pentingnya pengalaman di kancah global. Namnun bekerja di negara asing dapat menimbulkan tantangan pribadi dan organisasi yang sangat besar. Kompleksitas pekerjaan di kancah internasional ditunjukan oleh sebuah penelitian tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan para manajer.
2.8.1   Mengembangkan Kecerdasaan Budaya
            Para manajer akan berhasil melaksanakan tugas mereka di kancah internasional jika mereka bersikap fleksibel terhadap budaya dan dapat beradaptasi dengan mudah terhadap situasi dan cara kerja baru. Kecerdasan budaya (cultural intelligence) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan daya pikir dan pengamatannya untuk menafsirkan bahasa tubuh dan situasi baru serta memberikan respons perilaku yang sesuai.
            Sangat penting bagi para manjaer yang berkeja di negara asing untuk mempelajari bahasa yang digunakan di negara tersebut, di samping mempelajari norma-normas, adat-istiadat, kepercayaan, dan hal-hal yang dianggap tabu di sana. Namun pengetahuan mengenai hal-hal tersebut tidak menjamin para manajer dapat menghadapi semua situasi. Mengembangkan CQ tinggi memungkinkan seseorang untuk menafsirkan berbagai situasi asing dan beradaptasi dengan cepat. 
            Gegar budaya (culture shock) adalah rasa frustasi dan kegelisahan yang disebabkan oleh situasi yang aneh atau asing. Orang dengan CQ tinggi mampu melewati periode awal gegar budaya. Aspek fisik CQ adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan gaya bicara, ekspresi, dan bahasa tubuhnya dengan budaya setempat. CQ tinggi mengharuskan manajer untuk bersikap terbuka dan menerima ide-ide dan cara baru. Dengan kata lain, CQ mengharuskan pikiran, perasaan, dan tubuh bertindak secara harmonis.
4.            METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research). Lokasi penelitian dilakukan dengan melibatkan 116.500 karyawan IBM di 40 negara oleh Geert Hofstede dengan Dimensi Nilai Hofstede dan dilakukan juga oleh GLOBE (Global Leadership and Organization Behavior Effectiveness) dengan melibatkan 18.000 manajer di 62 negara untuk mengidentifikasi dimensi yang diidentifikasi oleh Hofstede.
5.            ANALISIS PEMBAHASAN

Negara

Jarak
Kekuasaan
Tingkat Penghindaran Ketidakpastian

Individualisme

Maskulinitas
Australia
7
7
2
5
Prancis
3
2 (berimbang)
4
7
Jerman
8 (berimbang)
5
5
5
Jepang
5
1
7
1
Thailand
4
6
9
8
Amerika Serikat

6

8

1

4
Sumber: Dorothy Marcic, Organizational Behavior and Cases, edisi keempat (St. Paul, MN: West, 1995). Berdasarkan dua buku tulisan Geert Hofstede: Culture’s Consequences (London: Sage Publication, 1984) dan Cultures and Organizations: Software of the Mind (New York: McGraw-Hill, 1991)
Dimensi Nilai Hofstede
1.      Jarak Kekuasaan. Jarak kekuasaan yang besar berarti bahwa orang-orang menerima ketimpangan kekuasaan yang terjadi di lembaga, organsisasi, dan anggota masyarakat, sementara jarak kekuasaan yang kecil berarti mereka mengharapkan adanya kesetaraan kekuasaan.
2.      Tingkat Penghindaran Ketidakpasatian. Tingkat penghindaran ketidakpastiaan yang tinggi berarti bahwa anggota suatu masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas, sehingga lebih menyukai kepercayaan yang menjanjikan kepastian dan keseragaman. Tingkat penghindaran ketidakpastian yang rendah berarti bahwa anggota suatu masyarakat memiliki toleransi yang tinggi terhadap ketidakteraturan, ketidakjelasan, dan hal-hal tidak terduga.
3.      Individualisme dan Kolektivisme. Individualisme adalah nilai kerangka sosial yang longgar, yang mengharapkan para individu untuk mengurusi diri mereka sendiri, sedangkan kolektivisme adalah pilihan kerangka sosial ketat yang mengharapkan anggotanya untuk saling menjaga dan mengharapkan organisasi untuk melindungi kepentingan mereka.
4.      Maskulinitas/Feminitas. Maskulinitas adalah sikap yang menutamakan prestasi, heroism, sikap asertif, pekerjaan yang cenderung menuntut, dan kesuksesan material. Feminitas adalah sikap yang mengutamakan nilai-nilai hubungan, kerja sama, pengambilan keputusan dalam kelompok, dan kualitas hidup.
Dimensi
Rendah
Sedang
Tinggi
Sikap Asertif
Swedia
Swiss
Jepang
Mesir
Islandia
Prancis
Spanyol
Amerika Serikat
Jerman
Orientasi Masa Depan
Rusia
Italia
Kuwait
Slovenia
Australia
India
Denmark
Kanada
Singapura
Perbedaan Gender
Swedia
Denmark
Polandia
Italia
Brasil
Belanda
Korea Selatan
Mesir
China
Orientasi Kinerja
Rusia
Yunani
Venezuela
Israel
Inggris
Jepang
Amerika Serikat
Taiwan
Hong Kong
Orientasi Kemanusiaan
Jerman
Prancis
Singapura
Selandia Baru
Swedia
Amerika Serikat
Indonesia
Mesir
Islandia
SUMBER: Mansour Jaridan dan Robert J.House, “Cultural Acumen for the Global Manager: Lessons from Project GLOBE”, Organizational Dynamics 29 no.4(2001): hlm. 289-305.
Dimensi Nilai Proyek GLOBE  
1.      Sikap Asertif. Penghargaan yang tinggi terhadap sikap asertif berarti bahwa suatu masyarakat mengutamakan ketangguhan, sikap asertif, dan persaingan, sedangkan sikap asertif yang rendah berarti bahwa suatu masyarakat lebih menghargai kelembutan dan kepedulian daripada persaingan.
2.      Orientasi Masa Depan. Dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat lebih mengutamakan dan menghargai perencanaan untuk masa depan daripada hasil jangka pendek dan gratifikasi cepat.
1.      Penghindaran ketidakpastian. Dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat merasa nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas.
2.      Perbedaan Gender. Dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat memaksimalkan perbedaan gender.
3.      Jarak Kekuasaan. Dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat mengharapkan dan menerima kesetaraan atau ketimpangan dalam hubungan dan lembaga.
4.      Kolektivisme Sosial. Istilah ini berarti sejauh mana praktik-pratik di lembaga-lembaga seprti sekolah, perusahaan, dan lembaga sosial lain mendorong terciptanya masyarakat kolektivis yang terikat dengan erat.
5.      Kolektivisme Individual. Dimensi ini mengukur sejauh mana para individu merasa bangga menjadi anggota keluarga, pertemanan, tim, atau organisasi, daripada bagaimana organisasi sosial lebih mengutamakan individualisme atau kolektivisme.
6.      Orientasi Kerja. Masyarakat berorientasi kinerja tinggi mengutamakan kinerja dan menghargai anggotanya karena peningkatan dan kesempurnaan kinerja mereka.
7.      Orientasi Kemanusiaan. Dimensi terakhir mengukur sejauh mana suatu masyarakat mendorong dan menghargai anggotanya karena bersikap adil, dermawan, murah hati, dan peduli.
1.            SIMPULAN KETERBATASAN dan SARAN
6.1   Kesimpulan  
            Kemajuan pesat di bidang teknologi dan komunikasi telah menjadikan dimensi internasional sebagai bagian yang makin penting dari lingkungan eksternal. Lingkungan organisasi yang kini makin bersifat kompetitif dan kompleks, menuntut pola pikir dan pengalaman di kancah internasional makin menjadi syarat kesuksesan manajerial. Para manajer menghadapi realitas bahwa mengabaikan kekuatan-kekuatan internasional merupakan suatu hal yang mustahil dilakukan.
Bisnis telah menjadi suatu bidang terpadu dan global seiring runtuhnya tembok penghalang perdagangan, makin cepat dan murahnya komunikasi, dan makin beragamnya selera konsumen, mulai dari pakaian hingga jaringan telepon seluler. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan kecil pun dapat memindahkan berbagai elemen organisasi ke lokasi mana pun yang paling menguntungkan. Komunikasi virtual memungkinkan dilakukannya koordinasi yang rapat dan cepat oleh para pekerja di belahan dunia yang berbeda, sehingga bekerja di tempat yang sama tidak lagi begitu penting. Organisasi-organisasi dapat berpindah ke lokasi mana pun yang memerlukan biaya terendah atau tenaga kerja terbaik. Banyak perusahaan melakukan outsourcing beberapa fungsi kepada kontraktor-kontraktor di negara lain dengan mudah, seolah-olah para kontraktor tersebut berada di dekat perusahaan.
Alternatif-alternatif utama untuk memasuki pasar internasionala adalah outsourcing, ekspor, lisensi dan investasi langsung melalui joint venture atau perusahaan subdier yang dimiliki sepenuhnya. Sebagian besar pertumbuhan bisnis internasional dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang disebut perusahaan multinasional (MNC). Perusahaan-perusahaan besar ini menjalankan bisnis di dunia yang hampir tidak mengenal batas serta mendorong arus ide-ide, produk, produksi, dan pemasaran di berbagai negara untuk mencapai efisiensi terbesar.
6.2   Saran  
            Perusahaan-perusahaan yang berhasil melakukan ekspansi bisnis di luar negeri dapat bersaing tidak hanya dengan perusahaan asing di negara tujuan, namun juga di negara asal mereka. Pasar internasional memang banyak memberikan kesempatan terbuka lebar, tapi tidak menutup kemungkinan juga memiliki banyak kesulitan yang siap menghambat jalannya perusahaan.
            Bisnis di kancah global memiliki berbagai risiko dan kesulitan yang diakibatkan oleh kekuatan-keuatan ekonomi, politik-hukum, dan sosial budaya yang kompleks. Ekspansi kebijakan perdagangan bebas telah memicu reaksi menentang globalisasi dari kalangan yang takut kehilangan pekerjaan dan jaminan ekonomi mereka. Para manajer MNC maupun perusahaan lebih kecil yang menjalankan bisnisnya di kancah internasional, harus sama-sama menghadapi tantangan dan harus mengembangkan kecerdasan budaya (CQ) tinggi agar sukses. CQ yang memiliki aspek kognitif (pikiran), emosional (perasaan), dan fisik (tindakan), akan membantu para manajer dalam menafsirkan situasi asing dan meresponnya dengan cara yang sesuai, karena nilai sosial dan budaya di berbagai negara beragam, hal ini akan mempengaruhi gaya memimpin, mengambil keputusan, memotivasi serta mengendalikan yang sesuai. 
DAFTAR PUSTAKA
Geert Hofstede, “The Interaction Between National and Organizational Value Systems”, Journal of Management Studies 22 (1985), hlm. 347-357; dan Geert Hofstede, “The Cultural Relativity of the uality of Life Concept”, Academy of Management Review 9 (1984), hlm. 389-398.
Daft, Richard L. 2013. Era Baru Manajemen buku satu. Alih bahasa: Tita Maria Kanita. Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat.